Wednesday, January 09, 2008

Pak Harto Meninggal?

Seminggu ini semua media terkonsentrasi ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). Mereka mengirimkan reporternya untuk memantau perkembangan kesehatan Mantan Presiden RI Haji Moehammad Soeharto (sengaja ditulis lengkap) setiap hari, setiap jam, menit, dan detik per detik.

Praktis, berita tentang sang lelananging jagad yang pernah diberi label Bapak Pembangunan Indonesia itu memenuhi halaman depan semua koran. Segmen berita di televisi tak henti-hentinya memberitakan detil proses penyembuhan Pak Harto. Bahkan infotainment pun ikut-ikutan memberi porsi (kayaknya beliau, yang terlihat lelah di ujung perjalanan hidupnya, didapuk menjadi selebritas yang setara dengan Ahmad Dhani-Maia Estianty. Sakitnya Pak Harto sama hebatnya dengan sidang gugatan cerai Maia-Dhani).

Pak Harto sakit begini, sakit begitu. Ia harus menjalani terapi penyembuhan dengan berbagai alat kedokteran modern. Bla..bla..bla..dan seterusnya..begitulah media berusaha menyebutkan detil penyembuhan Presiden RI ke-2 itu.

Tapi dari sekian pemberitaan itu, kayaknya tidak ada yang seberani POS METRO. Koran ini dengan nylenehnya meramalkan kapan kematian Pak Harto. Berdasarkan terawangan dua paranormal yang diwawancarai Pos Metro—Mama Loren dan Nano Anindyo—Pak Harto diprediksi akan meninggal Kamis besok. Kata mereka, Kamis Pahing, Satu Suro, inilah waktu yang tepat bagi Pak Harto untuk berpulang. Halah!

Mungkin POS METRO ingin mencari sensani. Mungkin pula ini adalah bagian dari upaya koran yang mulai memangkas abis rubrik seks ini untuk mendongkrak tiras. Toh koran lain, kalau mau jujur, sebenarnya juga sedang menunggu-nunggu berita besar bulan ini: Pak Harto Wafat! Anda tak percaya? Lihat saja berita tentang kesibukan Astana Giribangun, Kompleks Pemakaman Keluarga Soeharto di Karanganyar, Jawa Tengah, yang juga dikupas oleh semua media. Mengupas kesibukan Astana Giribangun sama saja dengan menunggu dan meramal kematian Pak Harto. Sama dengan POS METRO, tetapi dengan bahasa lebih halus dan pemberitaan yang santun.

Tapi, apapun yang ditulis POS METRO, anda tidak perlu sepenuhnya mempercayai ramalan itu. Anda juga tidak usah ikut-ikutan memprediksi kapan Pak Harto meninggal. Kalau anda tidak keberatan, lebih baik meluangkan sedikit waktu untuk berdoa bagi kesembuhan Pak Harto. Siapapun anda, pembenci Soeharto ataupun pemuja penguasa 32 tahun negeri ini, tidak ada salahnya berdoa untuk dia. Yaa…tidak ada salahnya. (*)

 

Cuap2 Terbaru