Saturday, January 12, 2008

Ingin Menolong Abu Rizal Bakrie

Entah mengapa papa Evan kok jadi ingat masa kecil. Tiba-tiba saja muncul tanya: kenangan masa kanak seperti apa yang paling berpengaruh bagi hidup papa saat ini.

Tidak ada dongeng pengantar tidur. Dulu, papa suka membaca majalah anak-anak. Ananda, Bobo, dan Mentari. Dari majalah-majalah itu papa banyak membaca cerita dongeng anak-anak. Dari Si Kancil Pencuri Timun, sampai hikayat pangeran/ratu yang dikutuk jadi hewan jelek.

Kalau dipikir-pikir, alur cerita dongeng anak-anak biasanya hampir mirip. Kisah anak muda baik hati, ringan tangan, dan suka membantu orang lain bahkan hewan yang sedang kesusahan. Endingnya, kebaikan itu akan mendapat imbalan setimpal: kekayaan tak terduga atau kebahagiaan ala cinderella.

Syahdan, ada anak petani miskin yang setiap hari rajin membantu orang tuanya. Namanya Budi. Meski selalu dikuyo-kuyo ibu tirinya yang galak, ia selalu riang menjalani hidup. Tanpa keluhan, apalagi sumpah-serapah.

Pada suatu hari, ketika sibuk membantu membajak sawah, Budi menemukan seekor kodok di tepi pematang. Kondisinya sangat mengenaskan. Tubuhnya kotor-lusuh, kakinya terluka berdarah-darah, mungkin terkena duri.

Sang Kodok dengan menghiba meminta tolong pada Si Budi. Karena iba, Budi akhirnya membawa itu kodok ke rumahnya. Dia bersihkan tubuh si Kodok, dibalutnya luka itu, dan dirawat sampai sembuh. Tentu saja, upaya penyembuhan kodok itu sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan ibu tiri.

Dan…bla..bla..sim salabim. Kodok pesakitan itu tiba-tiba berubah wujud menjadi sesosok putri cantik jelita dengan mahkota bertabur permata di kepala.

”Terima kasih atas bantuannya, Tuan Budi. Tanpa bantuan anda, saya mungkin sudah mati dan tidak bisa berubah wujud kembali menjadi manusia,” kata Sang Putri berbunga-bunga.

Budi melongo melihat perubahan wujud Sang Putri.

”Sebenarnya saya adalah putri tunggal seorang raja dari kerajaan sebelah. Saya berubah menjadi kodok jelek karena dikutuk oleh nenek sihir yang berniat menguasai kerajaanku,” Sang Putri memulai ceritanya.

Menurut tabib istana, kutukan nenek sihir itu tidak ada obat penangkalnya. Satu-satunya cara untuk mengubahnya adalah jika Sang Putri Kodok bertemu seorang yang baik hati dan penolong tanpa pamrih. Dan Budi-lah orangnya.

”Saya sudah ber-nadzar, jika yang berhasil menyembuhkan saya itu adalah laki-laki, dia akan menjadi suami saya dan penerus tahta kerajaan. Kuharap Mas Budi mau menerima permintaan saya itu.”

Dan begitulah. Kisah ini berakhir dengan bahagia. Berkat niat baik tanpa pamrih, Budi akhirnya bahagia bersama istrinya. Dia memimpin kerajaan dengan bijaksana, kekayaan melimpah, dan rakyatnya sejahtera.

Ya….seperti itu kira-kira dongeng yang memenuhi otak papa di masa kecil. Dan dongeng-dongeng begitu berpengaruh pada Papa. Ketika papa melamun gak jelas, dia memimpikan bisa menjalani hidup seperti Si Budi: tanpa sengaja menolong orang kaya, putri pejabat, dan mendapat imbalan tak terkira. Halah…

Papa berandai-andai..misalnya (ini misal lho) Abu Rizal Bakrie, si orang terkaya sak Indonesia yang menteri itu, tiba-tiba kecelakaan mobil parah. Atau salah satu keluarga Arifin Panigoro jatuh dari Eskalator ketika belanja di Mall. Tidak ada yang menolongnya. Tapi Papa akhirnya menolong dia, membawa dia ke rumah sakit, merawat, dan menyembuhkannya. (Papa tidak mau menghayal menolong Sukanto Tanoto. Takut bermusuhan sama Ndoro)

Setelah sembuh, Pak Ical—begitu Abu Rizal biasa disebut—(atau salah satu keluarga Arifin Panigoro) merasa berhutang jasa dan memberi hadiah sebuah mobil volvo mengkilap keluaran terbaru, rumah besar magrong-magrong, plus 10 % kekayaannya yang menggunung itu.

Nikmatnya hidup ini. ”Kalau itu terjadi, saya tidak akan menyia-nyiakan kekayaan itu. Saya akan mengelolanya dengan baik sampai melimpah ruah dan tercatat sebagai orang terkaya berikutnya. Saya juga akan santuni anak yatim piatu dan janda-janda kembang. Saya sodaqohkan sebagian harta untuk pembangunan masjid, gereja, pura, vihara, sinagoga, maupun kelenteng. Saya akan kuliahkan anak-anak muda cerdas di Negeri ini biar bisa bersaing dengan negara lain.Saya akan bikin lembaga sosial, galeri budaya, pusat-pusat kesenian, agar tidak punah dan dicuri negeri tetangga. Saya akan….”

Stop!!!!.
Hentikan hayalan bodoh itu.
Ayo Kerja.

 

Cuap2 Terbaru