Sunday, November 18, 2007

Panggilan Tiga Huruf

Barusan Evan dapat oleh-oleh dari papa. Info hasil nguping bisik-bisik pejabat dan politisi kita.

'Waduh, Tum. Bapak kita yang satu itu susah kali cairnya sekarang.'
'Siapa?'
'itu tuh (sambil menyebut nama).'
'Kenapa emangnya?'
'Dia sekarang sering nolak kita. Katanya takut 'Panggilan Tiga Huruf'. Gara-gara si Tiga Huruf, kita sulit nego ini-itu.'

Tiga Huruf? Apa itu? Ternyata itu idiom baru untuk untuk menamai KPK(Komisi Pemberantasan Korupsi), institusi yang bikin panas dingin elit negeri ini. Pinter juga pak bos-pak bos itu mencari kosakata baru untuk menyembunyikan ketakutannya.

Shock terapi pemberantasan korupsi ternyata cukup mumpuni bikin kebat-kebit mereka. Cuma masalahnya, korupsi di Indonesia kanyaknya sudah menjadi budaya; tradisi. (bener opo ora Pak Dhe?) Masio takut, tetap saja banyak jalan menuju korupsi. Yang sudah terbiasa korupsi, ngerem dikit. Kalau ada kesempatan ya korupsi lagi lebih gede. Yang baru belajar korupsi, ya harus belajar sedikit ekstra keras agar tidak ketahuan. Yang belum—tapi mau—mungkin menunda niatnya, sambil cari-cari kesempatan. Yang gak bisa, tinggal menunggu cipratan sumbangan dari ahlinya, Prof.Dr. Koruptono, PhD. Yang tidak mau, berdoa saja semoga tidak terjerat. Piye toh??

 

Cuap2 Terbaru